Makalah Filsafat Ilmu
Penelitian Kuantitatif,
Penelitian Kualitatif dan Struktur Pengertahuan Ilmiah
Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu Semester 106 dengan dosen
pengampu:
Disusun Oleh
Kelompok 7
Dini Siti Masluha (2715161344)
Ersa Nur Aulia (2715161071)
Al Ihsan Ali Dzulfiqar (2715162710)
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Penelitian
Kuantitatif, Penelitian Kualitatif dan Struktur Pengetahuan Ilmiah”.
Makalah ini
dibuat dalam rangka memperdalam wawasan
mengenai pengetahuan mengenai penelitian, perbedaan penelitian dan struktur
dari pengetahuan ilmiah. Dalam proses pendalaman materi ini, tentu nya kami
mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran untuk itu rasa terimakasih
yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada :
1. Prof. Dr. H
Aceng Rahmat, M.Pd selaku dosen mata kuliah “Filsafat Ilmu”.
2. Rekan-rekan
kelompok 7 yang telah menyumbangkan tenaga dan pikiran sehingga makalah ini
dapat di selesaikan.
3. Rekan-rekan
mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.
Materi yang
kami paparkan dalam makalah ini tentu nya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik yang bersifat membangun sangat kami butuhkan untuk kesempurnaan
makalah ini. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.
Jakarta,
1 Mei 2017
Penyusun
Kelompok 7
Daftar Isi
Halaman
Judul…………………………………………………………………………………….1
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………………….2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..3
BAB 1. Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………5
C. Tujuan……………………………………………………………………………………..5
D. Manfaat…………………………………………………………………………………...5
BAB 2.
Pembahasan
A. Pengertian
Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif……………………………….6
B. Contoh-Contoh
Judul Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif…………………....6
C. Perbedaan antara
Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif………………………...8
D. Struktur
Pengetahuan Ilmiah……………………………………………………………....8
BAB 3
Penutup
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………11
Daftar
Pustaka…………………………………………………………………………………....12
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Secara
naluriah, manusia memiliki rasa ingin tahu yang besar, yang sulit untuk
terpuaskan. Ketidakpuasan ini antara lain karena seperti yang dikemukakan
Maslow manusia memiliki kebutuhan yang secara hierarkhis meningkat sejalan
dengan tercapainya kebutuhan yang lebih rendah, dengan kata lain apabila
tingkat kebutuhan tertentu tercapai maka dia akan berkeinginan untuk meraih
kebutuhan lain yang lebih tinggi. Kemajuan yang pesat di berbagai bidang
kehidupan manusia dewasa ini juga merupakan salah satu faktor yang berimbas
pada peningkatan kualitas kebutuhan manusia. Hal ini pun baik langsung maupun
tidak langsung akan berakibat pada peningkatan kualitas rasa ingin tahu yang
meraksuki manusia.
Untuk
memuaskan rasa ingin tahunya maka manusia melakukan upaya-upaya, baik itu
melalui upaya yang secara sadar dilakukannya maupun upaya-upaya yang kadang
tidak disadarinya. Upaya-upaya yang dilakukan tanpa kesadaran sepenuhnya (artinya
tanpa rancangan atau langkah yang jelas) yang kemudian dikenal dengan
upaya-upaya non ilmiah itu antara lain melalui praduga, trial and error,
intuisi, wahyu, otoritas, mencari ilham, dll., sedangkan upaya yang secara
sadar dilakukan dengan mengandalkan proses berpikir yang beralur tertentu
(nalar) dengan langkah yang tertentu yakni dilakukan melalui penelitian ilmiah
(metode ilmiah) ini dikenal dengan upaya ilmiah.
Upaya-upaya
itu akan membuahkan pengetahuan, dan jenis upaya yang dilakukan akan menentukan
atau akan menandai apakah pengetahuan itu akan tergolong pengetahuan ilmiah
(science) atau pengetahuan non ilmiah (knowledge). Dalam upaya untuk
memenuhi rasa ingin tahu itu banyak jalan yang dapat ditempuh oleh manusia
(ways of knowing). Dan masing-masing jalan untuk pemenuhan rasa ingin tahu itu
telah mewarnai sejarah panjang kehidupan manusia. Upaya itu antara lain
meliputi: penggunaan mitos, prasangka, intuisi, otoritas ahli, trial and error,
common sense, pengamatan indrawi, pengalaman pribadi dan upaya lainnya.
Upaya-upaya ini sejauh ini kurang begitu dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah, antara lain karena hasil dari upaya-upaya tersebut tidak dapat
ditelusuri ulang (unreliable) dan besarnya kelemahan-kelemahan dan
keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manusia. Bukankah ahli pun bisa salah?
Bukankah indera kita terbatas daya inderanya ? Bukankah pengalaman pribadi
sangat subjektif ? Bukankah intuisi bisa saja hanya sekedar ilusi ?
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian
Penelitian Kuantitatif dan contoh nya?
2. Apa pengertian
Penelitian Kualitatif dan contoh nya?
3. Apa perbedaan
antara Penilitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif?
4. Bagaimana proses
yang meliputi Struktur Pengetahuan Ilmiah?
C.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan
Penilitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
2. Memaparkan
judul mengenai Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
3. Menjelaskan
perbedaan antara Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
4. Menjelaskan proses yang dapat
meliputi Struktur Pengetahuan Ilmiah
D.
Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah
:
1. Bagi
penulis: melatih potensi penulis dalam menyusun makalah.
2. Bagi
pembaca: dapat menambah pengetahuan tentang Penelitian Kuantitatif dan
Penelitian Kualitatif, serta Struktur Pengetahuan Ilmiah
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian
Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
Pengertian Kualitatif adalah metode penelitian yang menekankan
pada aspek suatu pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada
melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi.
Metode
penelitian kualitatif lebih suka menggunakan teknik analisis yang mendalam (in-depth analysis). Yaitu mengkaji suatu
masalah secara satu persatu, dari kasus perkasus.
Karena
dalam metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu berbeda dengan
sifat masalah lainnya. Tujuan dari metodologi kualitatif ini bukan suatu
generalisasi tetapi pemahaman yang secara mendalam terhadap suatu masalah.
Penelitian
kualitatif sendiri berfungsi untuk memberikan kategori substantif dan hipotesis
penelitian kualitatif.
Penelitian Kuantitatif adalah metode
penelitian yang lebih menekan pada aspek pengukuran dengan cara yang objektif
terhadap fenomena sosial. Untuk bisa melakukan pengukuran, pada setiap fenomena
sosial dijabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator.
Setiap
variable yang ditentukan dan diukur dengan memberikan symbol-symbol dan angka
yang berbeda-beda sesuai dengan kategori pada informasi yang berkaitan dengan
variable tersebut. Dengan menggunakan simbol-simbol atau angka tersebut, teknik
perhitungan secara kuantitatif matematik bisa di lakukan sehingga bisa
menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter.
B.
Contoh Judul
mengenai Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
Contoh Judul Penelitian Kualitatif:
1.
Analisis
Peran Kepala Sekolah Dalam Menerapkan Manajemen Mutu Pendidikan
2.
Cara
Belajar Siswa SD Dalam Menghadapi Ujian Nasional
3.
Eksploitasi
Anak Jalanan
4.
Evaluasi
Kebijakan Pendidikan Inklusif
5.
Kebiasaan
Membaca Siswa Sekolah Dasar
6.
Kinerja
Dan Profesionalisme Guru SD
7.
Kompetensi
Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran
8.
Metode
Pembelajaran Yang Efektif Dalam Membentuk Karakter
9.
Model
Pembelajaran Yang Efektif Dalam Pembelajaran
10. Pentingnya Keterampilan Membaca Bagi Siswa SD
11. Peran Orang Tua Terhadap Anak Dalam Bidang Akademik
12. Persepsi Dan Perilaku Merokok Mahasiswa PGSD
13. Persepsi Masyarakat Terhadap Penggunaan Metode Inkuiri
14. Pola Belajar Siswa Dalam Menghadapi Ujian Nasional
15. Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SD
Contoh
Judul Penelitian Kuantitatif:
1. Hubungan
Antara Minat Baca Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar
2. Hubungan
Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar
3. Pengaruh
Bimbingan Belajar Dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
4. Pengaruh
Keluarga Dan Minat Baca Dengan Prestasi Belajar
5. Pengaruh
Media Pembelajaran Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar
6. Pengaruh
Metode Pembelajaran Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar
7. Pengaruh
Model Pembelajaran Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar
8. Pengaruh
Motivasi Orang Tua Dan Intensitas Belajar Terhadap Hasil Belajar
9. Perbandingan
Hasil Belajar Antara Pemberian Tugas Kooperatif Dengan Tugas Individu
10. Perbedaan
Metode Kerja Kelompok Dan Pemberian Tugas Individu Terhadap Hasil Belajar
11. Perbedaan
Model Konvensional Dengan Konstruktivisme Terhadap Hasil Belajar
12. Perbedaan
Model Membaca Bawah Atas Dan Interaktif Dalam Pemahaman Membaca
13. Perbedaan
Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Meningkatan Prestasi Belajar
14. Perbedaan
Pembelajaran Kontekstual dan Konvensional Ditinjau dari Motivasi Belajar
C.
Perbedaan antara
Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
Berdasarkan
Williams (1988) ada lima pandangan dasar perbedaan antara pendekatan
kuantitatif (istilah Williams dengan kuantitatif positivistik) dan kualitatif.
Kelima pendangan dasar perbedaan tersebut adalah
1.
Bersifat
realitas, pendekatan kuantitatif melihat realitas sebagai tunggal, konkrit,
teramati, dan dapat difragmentasi. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat
realitas ganda (majemuk), hasil konstruksi dalam pandangan holistik. Sehingga
peneliti kuantitatif lebih spesifik, percaya langsung pada obyek generalis,
meragukan dan mencari fenomena pada obyek yang realitas.
2.
Interaksi antara
peneliti dengan obyek penelitiannya, pendekatan kuantitatif melihat sebagai
independen, dualistik bahkan mekanistik. Sebaliknya pendekatan kualitatif
melihat sebagai proses interaktif, tidak terpisahkan bahkan partisipasif.
3.
Posibilitas
generalis, pendekatan kuantitatif bebas dari ikatan konteks dan waktu (nomothetic statements), sedangkan
pendekatan kualitatif terikat dari ikatan konteks dan waktu (idiographic statements).
4.
Posibilitas
kausal, pendekatan kuantitatif selalu memisahkan antara sebab riil temporal
simultan yang mendahuluinya sebelum akhirnya melahirkan akibat-akibatnya.
Sedangkan pendekatan kualitatif selalu mustahilkan usaha memisahkan sebab
dengan akibat, apalagi secara simultan.
5.
Peranan nilai, pendekatan
kuantitatif melihat segala sesuatu bebas nilai, obyektif dan harus seperti apa
adanya. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat segala sesuatu tidak pernah
bebas nilai, termasuk si peneliti yang subyektif.
D. Struktur
Pengetahuan Ilmiah
Pengetahuan yang
diproses menurut metode ilmiah merupakan pengetahuan yang memebuhi
syarat-syarat keilmuan, dan dengan demikian dapat disebut pengetahuan ilmiah
atau ilmu. Pengetahuan ilmiah diproses lewat serangkaian langkah-langkah
tertentu yang dilakukan dengan penuh kedisiplinan, dan dari karakteristik
inilah, ilmu dikonotasikan sebagai disiplin.
Struktur Pengetahuan Ilmiah meliputi hal-hal dibawah
ini yakni :
1.
Hipotesa adalah
perkiraan atau penjelasan awal suatu masalah.
Sebuah
hipotesa yang telah teruji secara formal diakuin sebagai pernyataan pengetahuan
ilmiah yang baru yang memperkaya khasanah ilmu yang telah ada. Sekiranya
pengetahuan ilmiah yang baru kemudian salah, disebabkan kelengahan dalam salah
satu langkah, maka cepat atau lambat kesalahan ini akan dibuang dari khasanah
keilmuan, akan tetapi sebaliknya jika pengetahuan itu benar, maka pernyataan
yang terkandung dalam pengetahuan ini dapat dipergunakan sebagai premis baru
dalam kerangka pemikiran yang menghasilkan hipotesis-hipotesis baru, yang bila kemudian
ternyata dibenarkan dalam proses pengujian akan menghasilkan
pengetahuan-pengetahuan yang baru pula.
2.
Teori adalah
suatu hipotesa yang telah dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.\
Merupakan
pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu factor tertentu
dalam sebuah disiplin keilmuan. Dalam ilmu ekonomi dikenal teori ekonomi makro
dan mikro sedangkan dalam fisika dikenal teori mekanika Newton dan teori
relativitas Einstein. Sebenarnya ujian akhir dalam tiap disiplin keilmuan
adalah mengembangkan sebuah teori keilmuan yang utuh dan konsisten, namun hal
ini baru dicapai oleh beberapa disiplin keilmuan saja seperti umpamanya fisika.
Fisika teoritis benar-benar mencerminkan penjelasan gejala-gejala fisik yang
dapat dianggap disiplin keilmuan yang paling maju, belum merupakan satu teori
yang utuh dan konsisten.
3.
Hukum adalah
teori yang telah diuji coba berkali-kali dimana hasil uji coba dari teori
tersebut selalu sama.
Pada
hakikatnya merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua variable
atau lebih dalam suatu kaitan sebab akibat. Secara mudah, kita dapat mengatakan
bahwa teori adalah penjelasan mengenai “mengapa”
suatu gejala terjadi sedangkan hokum memberikan kemampuan kepada kita untuk
meramlkan tentang “apa” yang mungkin
terjadi. Pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori dan hokum ini harus mempunyai
tingkat keumuman yang tinggi, atau secara idealnya , harus bersifat universal.
4.
Prinsip adalah
dasar
Diartikan
sebagai pernyataan yang berlaku secara umum bagi sekelompok gejala-gejala
tertentu, yang mampu mejelaskan kejadian yang terjadi, umpamanya saja hokum
sebab akibat suatu gejala.
5.
Aksioma atau
Postulat adalah suatu pernyataan yang dianggap sudah benar dan tidak perlu
dibuktikan lagi.
Kebenaran
ilmiah pada hakikatnya harus disahkan lewat sebuah proses yang disebut metode
keilmuan. Postulat ilmiah ditetapkan tanpa melalui prosedur melainkan
ditetapkan secara begitu saja.
6.
Asumsi adalah
suatu pernyataan yang dianggap sudah benar untuk mengambil suatu deduksi atau
induksi berikutnya dimana pernyataan tersebut harus didasari oleh bukti atau
fakta empiris.
Adapun sarana berpikir ilmiah
meliputi hal-hal dibawah ini :
1.
Bahasa
2.
Matematika /
Deduksi
3.
Probabilitas /
Induksi
Dimana dalam prakteknya 3 hal diatas memerlukan model dimana model merupakan suatu simbol yang mewakili keadaan / benda
yang lain.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Penelitian
Kuantitatif adalah metode penelitan yang bersifat deskriptif dan lebih banyak
menggunakan analisis. Penelitan kuantitatif bertujuan mencari hubungan yang
menjelaskan sebab-sebab dalam fakta-fakta sosial yang terukur, menunjukan
hubungan variabel serta menganalisa, sedangkan Penelitian Kualitatif adalah
metode penelitian yang lebih untuk difokuskan pada pemahaman fenomena-fenomena
sosial dari perspektif partisipan dengan lebih menitik beratkan pada gambaran
yang lebih lengkap daripada merinci menjadi variabel yang saling terkait. Penelitian kualitatif berbeda
dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif mengambil jarak antara
peneliti dengan obyek yang diteliti, menggunakan instrumen-instrumen formal,
standar, dan bersifat mengukur. Sedangkan penelitian kualitatif menyatu dengan
situasi dan fenomena yang diteliti, menggunakan peneliti sebagai instrumen. Dan
dengan pengetahuan
yang diproses menurut metode ilmiah merupakan pengetahuan yang memebuhi
syarat-syarat keilmuan, dan dengan demikian dapat disebut pengetahuan ilmiah
atau ilmu. Pengetahuan ilmiah diproses lewat serangkaian langkah-langkah
tertentu yang dilakukan dengan penuh kedisiplinan, dan dari karakteristik
inilah, ilmu dikonotasikan sebagai disiplin.
Daftar Pusaka
1. https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/perbedaan-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar