Kamis, 30 Maret 2017

Presentasi Kelompok 4


METAFISIKA





















Disusun oleh:



Andhika Rama Bijaya (2715162139)

Choirunnisa (2715163955)

Xenalle Arky Mochammad (2715160714)







UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


Mata Kuliah                  : Filsafat Ilmu

Dosen Pembimbing      : Prof. Dr. H. Aceng Rahmat, M.Pd.




KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Metafisika. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu.

Tak lupa ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini pun masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

            Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca, mahasiswa, dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.




DAFTAR ISI



Kata Pengantar...................................................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................................................ iii

BAB I   PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1

C. Tujuan Pembahasan............................................................................................... 2

BAB II   PEMBAHASAN

A. Hakikat Pengetahuan Metafisika.......................................................................... 3

B. Struktur Metafisika............................................................................................... 4

C. Objek Metafisika................................................................................................... 5

D. Kegunaan Metafisika............................................................................................ 6

BAB III   PENUTUP

Kesimpulan................................................................................................................ 7

Daftar Pustaka....................................................................................................................... 8



 
BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
    Pengetahuan mistik (metafisika) adalah pengetahuan supra-rasional tentang objek yang supra-rasional. Banyak pandangan yang telah membawa perubahan pada pola pikir manusia dan masyarakat modern, yang mendasarkan diri pada filsafat rasionalisme dan empirisme, sehingga realita yang dianggap nyata adalah semua yang empiric,atau yang bisa difikir secara rasional. Di luar semua itu, dipandang dan diyakini sebagai sesuatu yang tidak nyata. Ini lah yang disebut dengan aliran Intuisionalisme. Intuisi merupakan pengetahuan yang di dapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diprediksi. Intuisi ini lah yang menjadi pengetahuan mistik.
    Mengapa manusia perlu mengkaji metafisika? Manusia secara tidak sadar selalu memiliki rasa ingin tahu tentang asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Setiap pengetahuan yang diketahui oleh manusia membutuhkan penafsiran-penafsiran secara ilmu pengetahuan. Keberadaan metafisika dalam ilmu pengetahuan memberikan banyak wawasan bagaimana metafisika merupakan hal substantif dalam menelaah lebih jauh konsep keilmuan dalam menunjang kejayaan manusia dalam berfikir dan menganalisis. Hasil sebuah ilmu selalu terbuka untuk temuan dan kreativitas baru. Aplikasi dalam ilmu berupa komunikasi antar ilmuwan, antar disiplin ilmu, sehingga memperkaya pemahaman atas realitas keilmuwan.

B.        Rumusan Masalah
  1. Apa hakikat pengetahuan mistik (metafisika)?
  2. Bagaimana struktur dari pengetahuan mistik (metafisika)?
  3. Apa saja objek pengetahuan metafisika?
  4. Apa saja kegunaan metafisika?



C.        Tujuan Pembahasan
  1. Mengetahui Hakikat Pengetahuan Metafisika
  2. Mengetahui Struktur Metafisika
  3. Mengetahui Objek Pengetahuan Metafisika
  4. Mengetahui Kegunaan Metafisika
  5. Pemenuhan tugas mata kuliah Filsafat Ilmu



BAB II
PEMBAHASAN

  1. Hakikat Pengetahuan Metafisika
Pengetahuan Mistik atau Metafisika berasal dari kata meta berarti ‘sesudah’,’selain’,atau ‘di balik’ dan fisika yang berarti ‘nyata’, atau ‘alam fisik’. Metafisika berarti ‘sesudah,’di balik yang nyata’. Dengan kata lain, metafisika adalah cabang filsafat yang membicarakan ‘hal-hal yang berada di belakang gejala-gejala yang nyata’.
Ditinjau dari segi filsafat secara menyeluruh, Metafisika ( Mistik ) adalah ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap oleh pancaindra.
Pengertian secara umum, Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional. Pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan ( ajaran atau keyakinan ) tentang Tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau latihan spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasio ( A. S. Hornby, A Leaner’s Dictionary of Current English, 1957 : 828 ). Menurut Asmoro Achmadi (2005;14), metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan sesuatu yang bersifat “keluarbiasaan” ( beyond nature ), yang berada di luar pengalaman manusia (immediate experience). Menurut Ahmadi , metafisika mengkaji sesuatu yang berada di luar hal-hal yang berlaku pada umumnya, atau hal-hal yang tidak alami, serta hal-hal yang berada di luar kebiasaan atau diluar pengalaman manusia.
Aristoteles menyinggung masalah metafisika dalam karyanya tentang ‘filsafat pertama’, yang berisi hal-hal yang bersifat ghaib. Menurutnya, ilmu metafisika termasuk cabang filsafat teoretis yang membahas masalah hakikat segala sesuatu, sehingga ilmu metafisika menjadi inti filsafat.


Tafsiran paling pertama yang diberikan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat wujud-wujud bersifat ghaib ( supranatural ) dan wujud ini lebih kuasa dibandingkan dengan alam nyata. Berikut beberapa tafsiran metafisika:
• Animisme, mengembangkan metafisika bahwa alam dan manusia dikuasai oleh wujud-wujud yang bersifat ghaib dan magis. misalnya  (roh-roh yang bersifat ghaib terdapat pada benda, seperti batu, pohon) merupakan contoh kepercayaan yang berdasarkan pemikiran supernaturalisme. 
• Naturalisme, yaitu paham yang menolak pendapat bahwa terdapat wujud-wujud yang bersifat supernatural karena naturalism hanya menerima pandangan yang menyatakan bahwa ada itu semata-mata realitas alam. 
• Materialisme, merupakan turunan naturalisme merupakan paham yang berpendapat bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh yang kekuatan ghaib, melainkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri.

B. Struktur Metafisika
Dilihat dari segi sifatnya mistik dibagi menjadi dua, yaitu :
  1. Mistik Biasa, jika dalam Islam, mistik biasa adalah tasawuf, karena tanpa mengandung kekuatan tertentu.
  2. Mistik Magis, adalah sesuatu yang mengandung kekuatan tertentu. Magis ini dibagi dua, yakni :
           a.       Magis Putih, selalu dekat hubungannya dengan tuhan, sehingga dukungan tuhan yang menjadi penentu. Mistik magis putih bila dicontohkan dalam Islam seperti mukjizat, karamah, ilmu hikmah.
           b.      Magis Hitam, erat hubungannya dengan kekuatan setan dan roh jahat.
    Menurut Ibnu Khaldun penganut magis hitam memiliki kekuatan di atas rata-rata, kekuatan mereka yang menjadikan mereka mampu melihat hal-hal ghaib dengan dukungan setan dan roh jahat. Contohnya seperti santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir.


Jiwa-jiwa yang memiliki kemampuan magis ini dapat digolongkan menjadi tiga, diantaranya :
1.      Mereka yang memiliki kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan mental atau himmah. Itu disebabkan jiwa mereka telah menyatu dengan jiwa setan atau roh jahat. Para filosof menyebut mereka ini sebagai ahli sihir dan kekuatan mereka luar biasa.
2.      Mereka yang melakukan pengaruh magisnya dengan menggunakan watak benda-benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda angkasa atau benda yang ada di bumi. Inilah yang disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan dalam bentuk benda-benda material atau rajah.
3.      Mereka yang melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan imajinasi sehingga menimbulkan berbagai fantasi pada orang yang dipengaruhi. Kelompok ini disebut kelompok pesulap.

C. Objek Metafisika
Objek metafisika menurut Aristoteles yaitu, (a) yang ada sebagai yang ada dan (b) yang Ilahi. Namun Aristoteles sendiri tidak menjadikan dua objek kajian tersebut sebagai dua disiplin ilmu yang berbeda.
Seorang filsof Jerman bernama Christian Wolff meyakini bahwa dua objek tersebut harus dipisahkan atau tidak dapat dibicarakan bersama-sama. Oleh karena itu, Wolff memilah filsafat pertama Aristoteles menjadi metaphysica generalis (metafisika umum) atau ontology dan metaphysica specialis (metafisika khusus).
Ontologi yaitu ilmu tentang yang ada atau pengada. Sedangkan metafisika khusus terbagi menjadi Antropologi (tentang hakikat manusia, hubungan jiwa dan raga), Kosmologi (asal-usul hakikat alam semesta), dan Theologi (kajian tentang Tuhan secara rasional).
Menurut pendapat lain, objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain. Termasuk objek yang hanya dapat diketahui melalui pengetahuan mistik ialah objek-objek yang tidak dapat dipahami oleh rasio, yaitu objek-objek supra natural (supra rasional), seperti kebal, debus, pelet, penggunaan Jin, santet dan lain-lain. Pengetahuan mistik itu tidak diperoleh melalui indera dan tindakan juga dengan menggunakan akal rasional.

Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa, ada yang mengatakan melalui intuisi, Al-Ghozali mengatakan melalui dhamir atau qalbu. Kebenaran mistik dapat diukur dengan berbagai macam ukuran. Bila pengetahuan itu berasal dari tuhan, maka ukurannya adalah teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Tatkala tuhan mengatakan dalam Al-Qur’an bahwa Surga dan Neraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti bahwa pernyataan itu benar. Ada kalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistik itu kepercayaan. Jadi, sesuatu dianggap benar karena kita mempercayainya. Kita percaya bahwa jin dapat disuruh oleh kita untuk melakukan pekerjaan, kepercayaan itulah yang menjadi kekuatannya. Ada kalanya kebenaran suatu teori dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris. Dalam hal ini bukti empiris itulah ukuran kebenarannya.

D. Kegunaan Metafisika
1. Bagi Pengembangan Ilmu
  • Mengajarkan cara berpikir serius, terutama dalam menjawab problem yang bersifat enigmatik (teka-teki), sehingga melahirkan sikap dan rasa ingin tahu yang mendalam. (Kennick)
  • Mengajarkan untuk selalu terbuka akan temuan dan kreativitas baru dalam sebuah ilmu. (Kuhn)
2. Bagi Penggunanya
Mustahil pengetahuan mistik mendapat pengikut yang begitu banyak dan berkembang sedemikian pesat bila tidak ada gunanya. Pengetahuan mistik itu amat subjektif, yang paling tahu penggunaannya ialah pemiliknya.
Berikut beberapa contoh kegunaan metafisika,
  • Di kalangan sufi (pengetahuan mistik biasa) dapat menentramkan jiwa mereka. Pengetahuan mereka seiring dapat menyelesaikan persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh sains dan filsafat.
  • Jenis mistik lain seperti kekebalan, pelet, debus dan lain-lain diperlukan atau berguna bagi seseorang sesuai dengan kondisi tertentu, terlepas dari benar atau tidak penggunaannya. Kebal misalnya dapat digunakan dalam pertahanan diri, debus dapat digunakan sebagai pertahanan diri dan juga untuk pertunjukkan hiburan
  • Sementara mistik magis hitam, untuk kejahatan.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
  • Metafisika ( Mistik ) adalah ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap oleh pancaindra.
  • Beberapa tafsiran metafisika yaitu, animism, naturalism, dan materialism.
  • Struktur pengetahuan mistik, jika dilihat dari sifatnya terbagi menjadi dua, mistik biasa dan mistik magis, mistik magis sendiri terbagi menjadi dua yaitu mistik magis putih dan mistik magis hitam
  • Objek metafisika menurut Aristoteles yaitu, (a) yang ada sebagai yang ada dan (b) yang Ilahi. Christian Wolff membaginya menjadi metaphysica generalis (metafisika umum) atau ontology dan metaphysica specialis (metafisika khusus). Menurut pendapat lain, objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional, atau hal-hal gaib.
  • Metafisika dapat berguna bagi pengemban ilmunya dan pengguna ilmu mistik.





DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, Mudjia.dkk.2009.Filsafat Ilmu.Malang: UIN-Malang Press
Susanto, A.2011.Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Jakarta: Bumi Aksara
Tafsir, Ahmad.2010.Filsafat Ilmu.Bandung: ROSDA KARYA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar